Kamis, 28 Juni 2012

Materi kepemimpinan
Pertemuan Materi
1 Pengertian Kepemimpinan dan Pemimpin dari masa ke masa
2 Perkembangan dan fungsi Kepemimpinan
3 Beberapa teori kepemimpinan I
4 Kepemimpinan Otokratis,demokratis,dan partisipatif
5 Kepemimpinan Situasional,task oriented dan supervisory
6 UTS
7 Perubahan Orientasi Kepemimpinan
8 Pola Kepemimpinan Efektif
9 Kepenmimpinan dalam pandangan Islam I
10 Kepemimpinan dalam pandangan Islam II
11 Feed back
12 UAS

Fungsi kepemimpinan
Dua dimensi fungsi kepemimpinan
1. Tingkat mengarahkan
2. Tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang yang dipimpin
LIMA FUNGSI POKOK KEPEMIMPINAN
1. Fungsi intruksi
Yaitu disebut juga komunikasi satu arah, agar keputusan bisa menjadi lebih efektif

2. Fungsi konsultasi
Untuk terjadi komunikasi dua arah karena pemimpin perlu bahan pertimbangan atau “feed-back” dari anggota atau bawahan

3. Fungsi partisipasi
Untuk mengefektifkan orang yang dipimpin baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaan

4. Fungsi delegasi
Memberikan pelimpahan untuk membuat atau menetapkan keputusan. Penerima delegasi harus diyakini memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi

5. Fungsi pengendalian
Mampu mengatur aktifitas anggota secara terarah yang diwujudkan melalui bimbingan, pengarahan dan koordinasi

Pemimpin berkewajiban
a. Menjabarkan program kerja
b. Memberi petunjuk yang jelas
c. Mengembangkan kebebasan berfikir / kreatifitas
d. Kerjasama yang harmonis
e. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan
f. Mengembangkan kemampuan memikul tanggung jawab
g. Mendayagunakan pengawasan


Teori kepemimpinan
1. Teori sifat
Sesorang yang memiliki kemampuan luar biasa (pemimpin alamiah) dengan energi luar biasa, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luas dan memiliki kekuatan persuasif

a. Inteligensia
Pemimpin harus memiliki IQ tinggi. Tetapi kadang-kadang pemimpin seperti ini membuat anggota sulit memahami maksud atau jalan pikirannya

b. Kepribadian
Memiliki kesiagaan , keaslian dan integritas pribadi

c. Karakteristik fisik
Usia, tinggi badan, berat badan dan penampilan

2. Teori perilaku
Mengandalkan aturan (job centered), paksaan dan sangat tergantung atau berpusat pada bawahan

3. Teori kepemimpinan situasional
Memahami sifat bawahan sebelum menggunakan gaya kepemimpinan tertentu

4. Kepemimpinan perspektif islam
a. Pendekatan normatif :
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist
1) Tanggung jawab
2) Etika Tauhid
3) Keadilan
4) Kesederhanaan
b. Pendekatan Historis : dengan kisah umat masa lalu
c. Pendekatan Teoritik : Islam sebagai ideologi terbuka, setiap zaman akan lahir pemimpinnya.

Tipe / gaya kepemimpinan
Tiga pola dasar :
1) Kepentingan pelaksanaan tugas
2) Pelaksanaan Hubungan Kerjasama
3) Kepentingan Hasil Yang Dicapai

1. Otokrasi / otoriter
Menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin adalah penguasa tunggal.
2. Paternalistik
Pemimpin dengan sifat kebapakan yang menonjol sebagai tempat bertanya yang mendapat legitimasi dari masyarakat. (pada masyarakat tradisional)
3. Kharismatik
Pemimpin dengan daya tarik yang sangat memikat, sehingga dikagumi
4. Laissez faire (kendali bebas)
Pemimpin tidak perlu terlalu intervensi dalam kehidupan organisasi. Anggota sudah tahu tujuan, sehingga pemimpin hanya bertindak seperti polisi lalu lintas
5. Demokratik
Pemimpin sebagai koordinator dan integratordari berbagai unsur sehingga organisasi bergerak sebagai suatu totalitas. Sangat mementingkan musyawarah.
6. kepemimpinan situasional
Efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada dua hal, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) para bawahan yang dipimpin.

Empat tingkat kematangan bawahan
1) Bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
2) Bawahan tidak mampu tapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
3) Bawahan mampu tapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
4) Bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas
Empat gaya yang efektif untuk diterapkan pada kepemimpinan situasional
(Hersey & Blanchard)
1. Telling
Yaitu Pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya
2. Selling
Yaitu Pemimpin menjelaskan keputusannya danmembuka kesempatan untuk bertanya bilang kurang jelas
3. Participating
Yaitu Pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
4. Delegating
Yaitu Pemimpin melimpahkan keputusandan pelaksanaan tugas kepada bawahannya

Task Oriented
Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan, dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaian tugasnya memberi tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas
Supervisory
ialah gaya kepemimpinan yang menaruh fokus perhatian utama pada aspek manusia dari masalah-masalah mereka (anggota) untuk membangun kelompok yang efektif

Perubahan Orientasi Kepemimpinan
I. Self Leadership
Yaitu Self -Leadership adalah perluasan strategi yang difokuskan pada perilaku, pola pikir dan perasaan yang digunakan untuk mempengaruhi atas diri sendiri atau leadership yang berfokus kepada diri sendiri.

II. Super Leadership
Yaitu Seseorang yang memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri atau
mereka yang mengembangkan setiap orang menjadi self-leadership.

Kemampuan Self-Leadership sebagai kunci kepemimpinan abad kini
4 nilai inti super-leadership
(Prof Bakke)
 Bertindak dengan penuh integritas (semua hal yang dilakukan dan dikatakan harus sesuai dengan kebenaran dan konsistensi)
 Berlaku adil (memperlakukan orang lain secara fair)
 Bertindak dengan penuh kegembiraan (semua orang yang terlibat merasa gembira)
 Mempunyai tanggung jawab sosial (berorientasi kepada kepentingan orang banyak)

Beberapa tips untuk memimpin abad kini
1. Lebih banyak mendengarkan dan lebih sedikit berbicara
2. Lebih banyak bertanya dan memberi sedikit jawaban
3. Membantu belajar dari kesalahan dan tidak takut konsekuensi
4. Memberikan pemecahan masalah daripada menyelesaikan masalah kepada orang lain
5. Berbagi informasi daripada menyimpannya
6. Membentuk teamwork dan kolaborasi bukan kompetisi destruktif (merusak)
7. Membantu ketidak tergantungan dan saling ketidak tergantungan bukan ketergantungan
8. Memimpin orang lain untuk memimpin dirinya sendiri
9. Membangun struktur organisasi yang mendukung
10. Membangun sistem informasi yang mendukung

Kepemimpinan dalam Perspektif Islam

Pemimpin : Ra’is, ra’in, khalifah, imam.
Kepemimpinan :
Kemampuan seseorang memberikan teladan dan selalu berupaya meluruskan kesalahan-kesalahan orang yang dipimpinnya.
Kriteria pemimpin dalam Islam :
1. Faktor Keulama’an
Ia akan selalu menyandarkan keputusannya kepada Wahyu (Al-Qur’an) dan Al-Hadist
2. Faktor Intelektual (kecerdasan)
Pemimpin harus memiliki kecerdasan baik secara emosional (EQ), spiritual (SQ) maupun intelektual (IQ)
3. Faktor Kepeloporan
Selalu menjadi barisan terdepan (pioneer) dalam memerankan perintah Islam
4. Faktor Keteladanan
Seorang pemimpin haruslah orang yang memiliki figur keteladanan dalam dirinya, baik dalam hal ibadah, akhlak dan lain sebagainya
5. Faktor Manajerial
Seorang pemimpin haruslah memahami ilmu manajerial (walaupun pada standar minimal). Memahami manajemen kepemimpinan, perencanaan, administrasi, distribusi, keanggotaan dlsbnya.

Karakter pemimpin dalam islam
 Mempunyai tingkat religiusitas yang tinggi
 Mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi
 Mempunyai tingkat pengorbanan yang tinggi baik waktu, harta dll.
 Tegas dan komit dalam mengambil keputusan
 Memiliki tanggung-jawab yang tinggi
 Jujur dan rendah hati

Konflik
Konflik adalah pertentangan dalam hubungan kemanusiaan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam mencapai suatu tujuan, yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan, emosi/psikologi dan nilai.
Pengertian konflik dilihat dari beberapa sudut pandang :
A. Pandangan Tradisional
Yaitu Bahwa semua konflik adalah buruk dan negatif, disinonimkan dengan istilah kekerasan (violence), yang merugikan, olehnya harus dihindari dan diatasi.

B. Pandangan hubungan manusia
Yaitu Pandangan ini berkeyakinan bahwa konflik merupakan hasil wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok.

C. Pandangan interaksional
Yaitu Konflik tidak hanya suatu kekuatan positif dalam suatu kelompok melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja efektif.


Komponen konflik
 Interest ( kepentingan )
Sesuatu yang memotivasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi ini tidak hanya dari bagian keinginan pribadi sesorang, tetapi juga dari peran dan statusnya.

 Emotion ( emosi )
Yang sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia. seperti : marah, kebencian, takut, penolakan.

 Values ( Nilai )
Komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai itu merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata. Nilai berada pada kedalaman akar pemikiran dan perasaan tentang benar dan salah, baik dan buruk yang mengarahklan dan memelihara perilaku manusia.

Sumber konflik
a. Biososial
Para pakar manajemen menempatkan frustrasi agresi sebagai sumber konflik. Frustrasi sering menghasilkan agresi yang mengarah pada terjadinya konflik. Frustrasi juga dihasilkan dari kecenderungan espektasi pencapaian yang lebih cepat dari apa yang seharusnya.

b. Kepribadian dan Interaksi
Termasuk di dalamnya kepribadian yang abrasif (suka menghasut), gangguan psikologi, kemiskinan, ketrampilan interpersonal, kejengkelan, persaingan (rivalitas), perbedaan gaya interaksi, ketidak sederajatan hubungan.

c. Struktural
Banyak konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat. Kekuasaan, status dan kelas merupakan hal-hal yang berpotensi menjadi konflik, seperti tentang hak asasi manusia, gender, dan sebagainya.

d. Budaya dan Ideologi
Intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari perbedaan politik, sosial, agama dan budaya. Konflik ini juga timbul di antara masyarakat karena perbedaan sistem nilai.

e. Konvergensi
Dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu menjadi satu,sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.


Cara mengendalikan konflik
a. Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing-masing harus dipenuhi.
b. Meminta satu pihak untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan argumentasi kuat mengenai posisi tersebut. Kemudian peran tersebut dibalik.
c. Pemimpin mengambil keputusan atau memcahkan masalah secara efektif, perlu memiliki kemahiran menggunakan kekuasaan atau kewenangan yang melekat pada perannya.

Mengatasi Konflik
(menurut Nader dan Todd)
a. Bersabar (Lumping)
yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap untuk mengabaikan konflik begitu saja, meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut, karena orang yang berkonflik kekurangan informasi atau akses hukumnya tidak kuat.

b. Penghindaran (Avoidance)
yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkannya. Keputusan untuk meninggalkan konflik itu didasarkan pada perhitungan bahwa konflik yang terjadi atau dibuat tidak memiliki kekuatan secara sosial, ekonomi dan emosional.

c. Kekerasan/paksaan (Coercion)
yaitu suatu tindakan yang diambil dalam mengatasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang ditimbulkan membahayakan.

d. Negosiasi (Negotiation)
ialah tindakan yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh orang-orang yang berkonflik secara bersama-sama tanpa melibatkan pihak ketiga. Kelompok tidak mencari pencapaian solusi dalam term satu aturan, tetapi membuat aturan yang dapat mengorganisasi hubungannya dengan pihak lain.

e. Konsiliasi (conciliation)
yaitu tindakan untuk membawa semua yang berkonflik ke meja perundingan. Konsiliator tidak perlu memainkan secara aktif satu bagian dari tahap negosiasi meskipun ia mungkin bisa melakukannya dalam batas diminta oleh yang berkonflik. Konsiliator sering menawarkan kontekstual bagi adanya negosiasi dan bertindak sebagai penengah.

f. Mediasi (mediation)
hal ini menyangkut pihak ketiga yang ikut menangani/membantu menyelesaikan konflik agar tercapai persetujuan. Pihak ketiga ini bisa dipilih oleh pihak-pihak yang berkonflik atau perwakilan dari luar. Pihak-pihak yang berkonflik itu menyerahkan penyelesaian konflik kepada pihak ketiga tersebut.

g. Arbitrasi (Arbitration)
kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga yang memiliki otoritas hukum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya.


h. Peradilan ( adjudication)
hal ini merujuk pada intervensi pihak ketiga yang berwenang untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah pihak-pihak yang berkonflik itu menginginkan atau tidak.

Peran pemimpin dalam mengendalikan / menyelesaikan konflik
1. Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab timbulnya konflik
2. Mau mengakui adanya konflik.
3. Bersedia melatih diri untuk mendengarkan dan mempelajari perbedaan.
4. Minimalisasi ketidakcocokan.

Stres
Pengertian Stres
Adalah Tekanan , ketegangan atau gangguan tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Gejala Stres
A. Fisik
napas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
B. Perilaku
perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit membuat keputusan, hilangnya kreativitas, hilang gairah dalam penampilan dll.
C. Watak dan Kepribadian
sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri, penjengkel, menjadi meledak-ledak.

Faktor penyebab stres
a. Tidak ada dukungan sosial
b. Tidak adanya kesempatan berpartisipasi
c. Pelecehan seksual
d. Kondisi lingkungan kerja
e. Manajemen yang tidak sehat.
f. Ada peristiwa atau pengalaman pribadi yang tidak enak.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar